Selasa, November 17, 2009
aku dia mau mati
Minggu, Oktober 18, 2009
setengah tahun lalu
dia:
Kalau kutitipkan sebaris dua baris kata pada layar ini,
Jangan marah
Gelora ini datang tanpa permisi
Mengahardik aku agar bergerak
Jari-jariku tersihir
Tapi bisu
Kau masuk dari pintu depan
Menyapa aku
Membisikan kata “selesaikan”
Ya maka aku selesaikan
Sampai akhir kawan
Lagu tercipta karena indah pada rindumu yang membumbung
Di antara balik bingkai bingkai
Terjajar dalam belleza kemilau
Kau temui dia bukan?
Berapa pujian dari bibirmu
Makin lekat rasanya mata ingin memandang
Siapa dia karunia atau kurnia
Ah sama saja
Laki laki datang dalam bisu
Pergi juga tanpa basa basi
Berapa lama kalian bersama sekarang
Ribuan detik pasti sudah lampau
Hari ini kuucapkan padamu
Penantian itu kosong
Maka isilah
Dengan satu dua kata
Jujurlah
Pada kurniamu yang megah
(lihat aku selesaikan barisan kata ini kan)
saya:
Aku tertawa dan hampir menangis
Menangisi buah kelentikan jari yang kau selesaikan
Sihirmu pun buatku baca
Baca seuntai makna dalam ribuan kata
Kau suruhku jujur
Pada kurniaku yang megah
Jikalau sampai pesanku padanya
Pastilah terurai lewat bingkai bingkai belleza
Bingkai kosong
Yang akan kuisi kata
dia:
Coba rasakan bagaimana jiwanya menyentuh hatimu
Dalam nada saja
Dalam bisikan saja
Ah aku tahu
Kamu bukan menunggu
Kamu hanya ragu
Ragu bergerak
Bukankah ia kurnia yang setya
Ia masih di situ setya menunggu seorang ariana
Ayo bermain dalam kerlingan kerlingan cinta
Yang kau lihat dari panggung besar bulan desember
Waw pesonanya dimainkan saat jarinya menyentuh utuh
Tombol itu
Klik
Sebuah gambar
Gambar wajahmu
Direkatkan pada dinding
Dinding batinnya
saya:
Kau buatku makin ragu
Dia tak setya menunggu seorang anaira
Tapi seorang nama
Yang tak tahu arti kurnia
KURNIA
Yang kau bilang punya pesona dari megahnya panggung desember
Kawan,
Belum ada pintu terketuk
Tuk sampaikan sepucuk surat
Belum ada kabar terlampir
Tuk katakan aku ada disana
Satu ruang yang masih ia isi
Sekarang aku hanya menunggu kurniaku
Melepas bingkai itu
Dan ganti dengan milikku
Maka permainan berakhir
Lalu KLIK !
Tak hanya wajahku
Tapi juga wajahnya disana
Sayang hanya permainan
Halteku makin dekat
Aku harus pulang
Tanpa membawa rupa gambarnya
Aku tak lelah
Hanya mencoba mencari lelah darinya
Kurniaku terlalu megah
Menjadi bayangan sudah bagus untukku
Tapi untuk apa menunggu bayangan
Ya beginilah aku
Tak punya konsistensi tinggi mengenai penantian
Hah kawan
Kuhela nafasku lagi
Lelah
Kubisikkan selesaikan tapi kau nyengir kuda
Aku sakit tenggorokan
Tak bisa menjerit
Lain hari
Kuteriakkan selesaikan
Bukan membisikkan
Rasakan
Ini hari masih pagi
Matahari baru saja tiba
Sinarnya baru melekat pada tubuhmu
belum diselesaikannya, kututup permainan kata ini
aku:
kawan,
halteku musnah
bus ku tak lagi dapat bergerak
klik
sebuah nama
gambar
senyum
sudah terpamerkan pada kurniaku yang tak lagi megah
buka anaira
bukan nama
saat itulah selesai permainan kata kami, kapan kita mulai babak baru kawan?
i.t.r.a
a
t
i
c
i
n
t
a
coba hitung
h.a.t.i
c.i.n.t.a
menarik?
menurutku tidak
aku punya cinta?
mungkin punya
kamu?
kau bilang tentu saja
kukatakan lagi, apa definisi cinta?
kau bilang cinta sesuatu yang bermula dari hati
kutanyakan, apakah itu bertumbuh dari benih?
semacam itulah jawabmu
itu bukan cinta, itu tanaman kataku
hahaha kau tertawa
tanyaku, lucu?
sulitkah kau cerna maksudku? tanyamu
kurasa kau tak mengerti kujawab
.....
mungkin memang gila
kau tak mengerti
kamu tak mengerti
dia, mereka, kalian, aku
benih, pupuk, air, sinar matahari
h
a
t
i
c
i
n
t
a
Senin, Juni 15, 2009
RINDU KALIAN
pancaran remeh pun tersinarkan jelas
hari esok
esoknya lagi
esok dari esoknya lagi
hanya itu yang lekat dalam otak
perasaan
masa bodoh dengan itu
aku punya jalanku
begitupun dia
dan mereka pula
mereka membosankan kataku
yakin mereka sedang menjalani hidup dari dunia nyata?
kasar?
hah, kurasa tidak
aku hanya sampaikan pendapatku
aku tak suka mereka
dan tak peduli jikalau mereka tak suka aku juga
karena mereka tak ada seperempat dari secuil yang kupunya
esok dari esok hari tiba
kutinggalkan dunia yang kurasa bukan hidup
sampai pada stasiun tempatku kembali
dunia yang menurutku hidup yang sesungguhnya
masuk dalam ruang megah
detik jam terdengar jelas
pukul 7 pagi
otakku kembali pada memori
pada suatu dunia yang tak kusuka
mereka
yang kuanggap membosankan
yang kurasa tak benar benar hidup
"apa yang ia masak ya?"
"mereka pasti sudah berpeluh jam segini"
otakku mengetikkan kata yang ternyata akupun kaget memikirkannya
dunia itu
ternyata bukan tak nyata
mereka hidup
aku yang tak nyata
menjadi pengecut hanya untuk menghadapi serempat jalan
haha
aku tertawa miris
bapak
ibu
aku rindu
MATI
erangku
kepalaku ternyata sudah remuk
otak dan darah bercampur
bentuknya pun cairan
merah keunguan
seketika pula badanpun hancur
semua hancur
tapi lelahku tidak
kudapati jawaban
masuk keruang sesak
ternyata lelah hancur
namun hampa
namun tak ada lagi erangan
tenang
sepi
alunan musik kesenduan
haru
dan mati
Senin, April 06, 2009
ruang hitam kecil
itu seperti aku
dikelilingi banyak sinar tapi aku menjadi sebuah tempat kosong yang gelap
hitam pekat
walau dikelilingi terang namun aku terlewatkan tak tersadarkan
sakit sekali
entah darimana bisa merasa sakit karena aku saja masih bertanya apa kupunya hati
kenapa sakit?
walau hitam aku selalu senyum lebar walau kadang tak terlihat karena hitam
namun aku tersenyum
ya aku tersenyum
tapi tentu aku tak bahagia hanya dengan menjadi ruang kosong dalam jutaan sinar itu
bukannya aku bermalasan menarik satu sinar itu untuk jadi sinarku
tapi aku lelah
berat sekali menarik satu titik sinar
lelah
Minggu, Maret 29, 2009
Dua anak buta
Romantisme cinta yang melebur bersama molekul dan partikel malam penuh bintang berhasil merasuki serta membaui rasa keduanya. mereka mungkin belum (namun akan) mengenal rasa ini. cinta . tapi ada masanya rasa ini tersadari oleh mereka. aku iri melihat mereka berdua, tanpa kemunafikan, dengan kesederhanaan usia, cintanya terasa tulus. sangat iri.
Kulihat Titan menggenggam tangan mungil hangat gadis kecil di sebelahnya itu. Arium. nama gadis kecil itu Arium. Dielusnya pelan tangan Arium lalu Titan menarik pelan jari telunjuk Arium dan mengarahkannya ke langit lepas malam penuh bintang itu. perlahan diputar putarnya jari Arium hingga membentuk sesuatu dalam absurnisme imajinasi Titan yang ingin disampaikannya pada Arumi.
"Kakak, itu tadi apa?" tanya Arium penuh kepolosan.
"Itu benang kusut hihihihi." jawab Titan
"Aku gak ngerti deh kak, emangnya benang kusutnya melayang layang di langit? mana bintang jatuhnya kakak?"
"Arium, itu tadi aku bikinin jalur bintang jatuhnya. hehe, kusut."
"Oh begitu ya. hihi lucu ya bintangnya kusut."
"HAHAHAHAHAHAHAHA" keduanya tertawa sumringah bersama sama, tak peduli dengan rasa iri yang timbul dari romantisme keduanya yang tanpa polusi.
Mungkin kalian tak tahu. Mereka buta. ya keduanya buta, tak dapat melihat. indra penglihatan mereka mungkin memang tak berfungsi sebagaimana mestinya tapi imajinasi dan hati mereka tak mati. Dengan kesederhanaan usia dan pikiran, mereka ciptakan mahakarya dunia mereka sendiri tanpa terkontaminasi. bintang jatuh dalam fantasi Titan membawa bahagia pada Arium yang terkasih. bahkan tanpa disadarinya, ia berhasil menciptakan benang kusut sebagai jalur bintang supaya genggamannya pada Arium akan sulit dilepaskan.
Kata orang cinta itu buta, tapi mereka berhasil membutakan cinta hingga keduanya tak buta seperti yang lainnya.