Senin, Juni 15, 2009

RINDU KALIAN

tak terfikirkan sebuah sunggingan tawa
pancaran remeh pun tersinarkan jelas
hari esok
esoknya lagi
esok dari esoknya lagi
hanya itu yang lekat dalam otak
perasaan
masa bodoh dengan itu
aku punya jalanku
begitupun dia
dan mereka pula
mereka membosankan kataku
yakin mereka sedang menjalani hidup dari dunia nyata?
kasar?
hah, kurasa tidak
aku hanya sampaikan pendapatku
aku tak suka mereka
dan tak peduli jikalau mereka tak suka aku juga
karena mereka tak ada seperempat dari secuil yang kupunya
esok dari esok hari tiba
kutinggalkan dunia yang kurasa bukan hidup
sampai pada stasiun tempatku kembali
dunia yang menurutku hidup yang sesungguhnya
masuk dalam ruang megah
detik jam terdengar jelas
pukul 7 pagi
otakku kembali pada memori
pada suatu dunia yang tak kusuka
mereka
yang kuanggap membosankan
yang kurasa tak benar benar hidup
"apa yang ia masak ya?"
"mereka pasti sudah berpeluh jam segini"
otakku mengetikkan kata yang ternyata akupun kaget memikirkannya
dunia itu
ternyata bukan tak nyata
mereka hidup
aku yang tak nyata
menjadi pengecut hanya untuk menghadapi serempat jalan
haha
aku tertawa miris
bapak
ibu
aku rindu

MATI

argh
erangku
kepalaku ternyata sudah remuk
otak dan darah bercampur
bentuknya pun cairan
merah keunguan
seketika pula badanpun hancur
semua hancur
tapi lelahku tidak
kudapati jawaban
masuk keruang sesak
ternyata lelah hancur
namun hampa
namun tak ada lagi erangan
tenang
sepi
alunan musik kesenduan
haru
dan mati